Margosari - Unik, 80% Masyarakat Pagendingan Beternak Sapi: Begini Sejarah dan Kehidupan Mereka

Unik, 80% Masyarakat Pagendingan Beternak Sapi: Begini Sejarah dan Kehidupan Mereka

Margosari, 29 Juli 2024 - Dukuh Pagendingan di Kecamatan Margosari memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari dukuh lain di sekitarnya. Di dukuh ini, hampir 80% warganya memiliki sapi, baik sebagai pedagang maupun untuk dipelihara di rumah. Fenomena ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga tentang warisan dan identitas desa yang telah terbentuk selama bertahun-tahun.

Sejarah Peternakan Sapi di Dukuh Pagendingan

Ibu Mahmudah, Kepala Desa Margosari sekaligus sebagai peternak sapi yang telah menjalani aktivitas ini sejak kecil, menceritakan bagaimana kegiatan beternak telah menjadi bagian integral dari kehidupannya.

"Kami dari kecil melihat kegiatan orang tua dan diajarkan untuk mengerti tentang sapi, dan itu menjadi rutinitas. Kemudian kita menabung dan menjadi pekerjaan kami. Dulu, zaman nenek saya, punya dua ekor saja sudah bagus. Kemudian dijual dan dipelihara hingga beranak," ungkap Ibu Mahmudah ketika diwawancara di kandang sapi miliknya.

Peternakan sapi di Pagendingan bukan hanya profesi, tetapi juga sebuah tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi. Sejak kecil, anak-anak di dukuh ini sudah terbiasa dengan dunia peternakan, menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari.

Peternakan Sapi: Ikon Desa dan Sumber Kehidupan

"Hampir tiap rumah, 80% memiliki sapi baik itu pedagang atau sekadar memelihara sapi di rumah," kata Ibu Mahmudah.

Ini menunjukkan betapa peternakan sapi telah menyatu dengan kehidupan masyarakat Dukuh Pagendingan. Peternakan sapi tidak hanya menjadi mata pencaharian utama, tetapi juga sumber penghasilan tambahan bagi banyak keluarga.

Dampak Sosial dan Ekonomi Peternakan Sapi

Peternakan sapi memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat Pagendingan.

"Paling tidak mereka memiliki dua sumber penghasilan, entah menjadi sumber pokok atau sumber penghasilan tambahan. Misalnya mereka yang menjadikan peternakan sapi sebagai sumber penghasilan tambahan, mereka menggunakan makanan fermentasi yang diberikan tiap mereka sebelum berangkat kerja. Berbeda halnya yang sumber pokok, menggunakan rumput," jelas Ibu Mahmudah.

Dengan adanya dua sumber penghasilan ini, masyarakat Pagendingan dapat menjalani kehidupan yang lebih sejahtera. Meskipun tidak ada faktor geografis khusus yang membuat Pagendingan cocok untuk peternakan sapi, dedikasi dan semangat masyarakat dalam memelihara sapi telah menjadikan dukuh ini dikenal sebagai pusat peternakan sapi.

Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan

Meski tidak ada tradisi atau ritual khusus yang berkaitan dengan peternakan sapi di Pagendingan, semangat dan dedikasi masyarakat Dukuh Pagendingan tetap tinggi. Mereka terus beradaptasi dengan perubahan zaman, menggabungkan cara-cara tradisional dengan inovasi modern dalam beternak sapi.

Kehadiran sapi di tiap rumah tidak hanya menjadi sumber penghasilan tetapi juga kebanggaan bagi setiap keluarga. Pagendingan telah menjadikan peternakan sapi sebagai identitas yang mengakar kuat, dan warga desa terus berupaya menjaga dan mengembangkan warisan ini.

Dengan sejarah panjang dan dedikasi yang kuat, Pagendingan tetap menjadi desa yang dikenal karena keunikannya. Fenomena 80% warga memiliki sapi bukan hanya sebuah statistik, tetapi juga cerminan dari kebanggaan dan keberlanjutan ekonomi desa yang membawa warisan ini dari generasi ke generasi.

By: Afrida Ghautsiyah


Dipost : 2024-07-29 21:49:50 | Dilihat : 114

Share :